Dari Abu Hurairah Radiyallahu’anhu, Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda :
مَا رَأَيْتُ مِثْلَ النَّارِ نَامَ هَارِبُهَا، وَلَا مِثْلَ الجَنَّةِ نَامَ طَالِبُهَا
“Tidak pernah Aku melihat seperti neraka,dimana orang yang takut kepadanya justru tidur. Tidak pula seperti surga dimana orang yang menginginkannya juga tidur.” (HR. At-Tirmizi)
Dalam riwayat yang lain Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
لَوْ تَعْلَمُوْنَ مَا أَعْلَمُ لَبَكَيْتُمْ كَثِرًا وَلَضَحِكْتُمْ قَلِيْلاً
“Seandainya kalian tahu apa yang Aku ketahui niscaya kalian akan banyak menangis dan sedikit tertawa.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kisah Seorang Pemuda Yang Meninggal Karena Takut Neraka
Dikisahkan dari Manshur bin Ammar Radiyallahu’anhu beliau berkata :
“Suatu malam aku keluar, aku mengira saat itu waktu subuh telah tiba ternyata masih malam. Maka aku duduk di sebuah koridor yang terang. Tiba-tiba aku mendengar suara seorang pemuda yang sedang bersedih. Dia menangis, meratap, dan bersumpah seraya berkata :
Demi keagungan dan kebesaran-Mu aku tidak bermaksud dengan maksiat ini untuk melanggar-Mu, dan tidaklah aku bermaksiat kepada-Mu dengan kebodohanku karena aku bukan orang bodoh. Aku juga tidak meremehkan-Mu, akan tetapi aku telah tergoda oleh nafsuku. Kemewahan telah menutupi-Mu dariku. Maka, aku pun bermaksiat kepada-Mu, aku melanggarmu karena kebodohanku. Lantas, siapakah yang bisa menyelamatkanku dari azab-Mu?
Siapakah yang bisa menyelamatkanku dari tangan malaikat zabaniyah-Mu? Dengan tali siapa aku bisa terhubung jika Engkau telah memutuskan tali-Mu terhadapku? Sungguh malang jika dikatakan kepada orang-orang yang mereka meremehkan dosa, aku tidak bisa membayangkan jika aku berjalan bersama orang-orang yang meremehkan dosa itu. Celakalah aku semakin tua umurku semakin banyak kesalahanku. Wahai Rabb seberapa banyak aku harus bertobat? Seberapa banyak aku harus memohon perlindungan? Aku tidak akan malu kepada Tuhanku.
Mendengar rintihannya aku menempelkan mulutku pada pintu rumahnya kemudian kuucapkan :
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
“Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk, dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih dan penyayang Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS At-Tahrim : 6)
Setelah itu aku mendengar suara gaduh yang amat keras, tidak lama kemudian berhenti. Aku berkata dalam hati, sesungguhnya telah terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Aku memberikan tanda di pintu lalu pergi. Keesokan harinya aku kembali, ternyata disitu ada jenazah dan kain kafan. Seorang perempuan tua keluar masuk rumah sambil menangis. Kemudian aku bertanya :
“wahai ibu yang meninggal itu apanya kamu?”
Dia menjawab : “Pergilah dariku!”
Aku berkata : “Aku ini orang asing beritahulah aku”
Dia berkata : “Demi Allah, seandainya kamu bukan orang asing, aku tidak akn memberitahumu. Di aitu anakku, dia jantung hatiku. Aku sangat berharap dia mendoakanku ketika aku mati nanti. Dia salah satu pelayan keluarga Rasulullah. Jika sudah malam ia tinggal di mihrabnya, dan menangisi dosa-dosanya karena takut neraka. Pekerjaannya mengumpulkan daun kurma. Penghasilannya ia bagi tiga, sepertiga untuk memberiku makan, sepertiga untuk memberi makan orang-orang miskin, dan sepertiga untuk ia makan sendiri. Tadi malam seseorang lewat di sini, semoga Allah memberinya balasan yang baik. Ia membacakan pada anakku ayat-ayat yang mengingatkannya pada neraka. Ia terguncang dan menangis hingga meninggal dunia.”
Aku (penulis kitab) berkata : “Dia masuk surga berdasarkan sabda Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wassalam :
لا يَلِجُ النَّارِ مَنْ بَكَى مِنْ خَشْيَةِ اللهِ حَتَّى يَعُودَ اللَّبَنُ فِي الضَّرْعِ
“Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena takut kepada Allah, sampai air susu kembali ketempat keluarnya.” (HR. Tirmidzi)
Sumber : Al-Samarqandi, Abu Hafs Umar bin al-Husain. al-Nayl al-Hatsits fii Hikayat al-Hadits. Beirut Libanon, Dar Al Kutub Al ‘Ilmiyah 2001 halaman 15-17